Akhir tahun yang cukup mencemaskan bagiku. Mengingat banyak sekali target yang belum tercapai tahun ini.
Termasuk melupakanmu. Walaupun telah bertemu dengan banyak wajah dengan beragam sifat, namun hati kecil ini tidak pernah bisa dibohongi. Dibohongi untuk tidak mengingat dan mengetahui keadaanmu. Yup, dirimu memang bukan arjuna sempurna. Bukan pula pangeran nan rupawan. Pun telah banyak pula kutahu kekuranganmu itu, termasuk luka yang acap kali kau torehkan di hati ini. Namun kenangan tentangmu tak mampu hilang begitu saja. Semua ini juga salahmu. Salahmu yang sering datang tiba-tiba kala kusedih lewat smsmu. Salahmu yang kadang menyapa di perenungan sunyiku. Salahmu yang selalu bersikap baik kepadaku.Salahmu yang kadang menyemangatiku saat aku mulai putus asa. Dan memang salahku yang terlalu menganggap perlakuanmu begitu spesial. Padahal semua itu juga kau lakukan kepada deretan perempuan kenalanmu, bukan? Yah,aku pun tahu itu sejak dulu. Namun pesonamu.. Aah..apa sebenarnya pesonamu? Kau bukanlah sosok dengan kriteria yang masuk dalam daftar panjang yang pernah kubuat. Lantas, kenapa harus kamu?


Tujuh tahun yang lalu aku sempat bertekad untuk menutup lembaran cerita tentangmu. Hanya beberapa bulan berselang, tekadku runtuh karena masih di dekatmu. Dan aku cukup senang kala mendengar kabar tentang kedekatanmu dengan seseorang. Kupikir akan membuka jalanku untuk membuat dirimu “menghilang”. Pun awalnya ada yang sakit dalam diri ini. Namun, entah kenapa suatu hari kita menjadi akrab kembali. Hingga akhirnya perpisahan itu pun terjadi. D sela kesibukan, ternyata dirimu pun kerap menyapa. Tahukah, bahwa jawabanku yang sok idealis dan terkesan sombong itu hanya semata-mata untuk membuatmu kesal dan menjauh dariku? Namun dirimu selalu membalasnya dengan canda. Kadang ingin sekali kuceritakan saja semuanya padamu. Tapi, mungkin ini bukanlah langkah yang solutif. Cukup hati ini yang tahu tentang kerasnya tabir yang terus menyelimuti perasaan ini dari waktu ke waktu. Hingga nanti akan kututurkan padamu, dengan bahasa sederhana, sesuai janjiku, pada saat yang tepat. Atau mungkin tak sempat lagi semua ini tersampaikan padamu. Mungkin dengan begitu akan menjadi lebih baik. Hingga kau menemukan dirinya, dan aku pun bersama yang lain. Karena perasaan ini memang tak harus berbalas, bukan?

*kalau dikirim ke majalah remaja yang mellow nan hedon itu mungkin dimuat kali ya =D